Minggu, 30 Maret 2014

ULAR KAWAT DI KAB. YALIMO



Kabupaten Yalimo Tim Pengelola Hutan Desa Lasikma dan Usabiye
oleh : Hermanus Mabel,S.Hut

A. Ular kawat
Jenis ular ini kami sering melihat gambar dan data dari berbagai sumber bahwa kehidupan daerah penyebarannya hamper semua Negara termasuk Indonesia dan khususnya papua ternya saya dapat jumpai juga ada di kabupaten yalimo.

Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Squamata
Upaordo          : Serpentes
Famili              : Typhlopidae
Genus              : Ramphotyphlops
Spesies            : R. braminus
Ramphotyphlops braminus
(Daudin, 1803)
Typhlops braminus
Typhlina braminus
Ular kawat merupakan sejenis ular yang terkecil di dunia. Nama ilmiahnya adalah Ramphotyphlops braminus (Daudin, 1803). Sementara nama-namanya dalam bahasa lain adalah common blindsnake, Brahminy blindsnake, flowerpot snake, bootlace snake (Eng.); ular kawat, ular cacing (Ind.)


Kebiasaan dan ekologi
Ular ini sama ukuran cacing tanah dan sangat mirip cacing. Sering ditemukan di bawah perabotan rumah, di balik pot-pot tanaman dan di halaman, di bawah batu dan kayu-kayu busuk, ular ini dengan segera menggelepar seperti cacing bila terusik. Namun bila diamati dengan seksama, terlihat ular ini memiliki sisik yang berkilau dan kulitnya tidak berlendir.
Ular kawat menggemari tempat-tempat yang sedemikian untuk mencari mangsanya yang berupa telur-telur semut, rayap dan berbagai serangga kecil lainnya. Mulutnya begitu kecil, dan hanya cukup untuk menelan mangsanya yang juga amat kecil. Karena itu adanya sangka-sangkaan orang bahwa ular kawat termasuk semacam ular yang amat berbisa dan dapat mematikan manusia hanyalah mitos yang tidak berdasar. Ular ini bahkan tidak mampu menggigit orang.
Ular ini diduga berbiak secara partenogenesis, yakni telurnya berkembang menjadi individu ular tanpa dibuahi oleh ular jantan. Dugaan ini muncul karena semua spesimen ular ini yang berhasil dikumpulkan ternyata teridentifikasi dengan kelamin betina (Tweedie, 1983). Sejenis ular lain yang juga diketahui memiliki kemampuan partenogenesis adalah ular karung Papua (Acrochordus arafurae).
Kebiasaan ular ini yang hidup di bawah tanah (fossorial), ukurannya yang amat kecil, dan kemampuan partenogenesisnya, menjadikan ular kawat ini mudah tersebar luas; populasinya dapat terbentuk hanya dengan satu spesimen ular yang terbawa dalam tanah pada pot tanaman.
Penyebaran
Penyebaran ular ini amat luas: Afrika (Zanzibar, Tanzania, Mozambique, Somalia, Kamerun, Benin, Togo, Pantai Gading). Madagaskar, kepulauan-kepulauan Comoro, Mascarenes, Seychelles, Mauritius, Reunion, Rodrigues.namun akhirnya juga ular ini saya dapat jumpai pada area tim kerja hutan desa lasikma dan usabie kabupaten yalimo.
Asia tropis (Arab, Persia, India, Srilanka, Myanmar, Muangthai, Indochina, Tiongkok selatan, Jepang selatan, Hongkong, Taiwan, Filipina, Semenanjung Malaya, dan kepulauan-kepulauan di Samudera Hindia).
Pasifik (Guam, Solomon, New Caledonia, Hawaii), Meksiko, Guatemala dan Hindia Barat.
Di Indonesia ular kawat menyebar di seluruh kepulauan.
Jenis yang berkerabat
Ada beberapa banyak spesies ular kawat lainnya dari marga Typhlops di Indonesia barat, Cyclotyphlops di Sulawesi dan Acutotyphlops di Papua. Kerabat dekat ular kawat, yakni Ramphotyphlops lineatus (Schlegel, 1839), memiliki panjang tubuh sampai sekitar 48 cm dan menyebar dari Thailand, Semenanjung Malaya, Singapura, Sumatra, Nias, Kalimantan, Jawa barat dan tengah.
Sumber:
·       Tweedie, M.W.F. 1983. The Snakes of Malaya. The Singapore National Printers
·         Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
·       Data lapangan tim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar